Suatu hari di sebuah kota, hidup seorang anak remaja yang memiliki seorang ibu. Ayahnya telah lama meninggalkan mereka. Hari-hari mereka jalani hingga tiba dua hari sebelum tahun baru. Sang anak berkata, "Ma, aku mau jalan sama temen-temen malem tahun baru besok. Boleh yaa?" Sang ibu menjawab, "Hmm kayaknya kamu di rumah aja ya, feeling mama mending kamu di rumah ngerayain sama mama." "Yaahh tapi kan ini setahun sekali, Ma..." "Tapi feeling mama lebih baik kamu di rumah. Udah pokoknya kamu di rumah nggak usah pergi." Sang anak kesal dan masuk ke kamarnya.
Keesokan harinya saat malam tahun baru, ia hanya berdua di rumah dengan ibunya. Ditemani dengan alunan musik dan makanan masakan ibunya yang jelas enak dan higienis, ia berusaha untuk menyesuaikan perasaannya dengan suasana yang sederhana itu. Terdengar suara letupan-letupan kembang api di luar rumah yang membuat ia merasa sedikit kecewa karena tidak bisa keluar dan hanya bisa melihat dari jendela rumah. Tak berapa lama hitung mundur tahun baru pun dimulai. Saat tahun baru, sang ibu menghampiri sang anak dan memberi selamat, "Hey, selamat tahun baru yaa." "Iya, selamat tahun baru juga, Ma." Lalu beberapa jam kemudian mereka tertidur.
Siang harinya, sang anak iseng untuk menonton tv. Tiba-tiba saat dia melihat berita, terlihat liputan kecelakaan mobil yang berisi 3 orang remaja dan ternyata mereka adalah teman-teman sang anak. Tanpa berkata-kata lagi, sang anak berlari ke kamar ibunya dan menghampiri sang ibu yang sedang membaca novel. "Ma! Maafin aku..." Sambil memeluk ibunya erat. Sang ibu hanya tersenyum dan mengelus rambutnya.
Lu nggak bakal tau apa yang terjadi pada esok hari.
Jangan pernah ngeremehin kata-kata ibu.
Lebih milih ngikutin rasa gengsi karena dibilang "anak mami", daripada nurut sama ibu sendiri?
Think Again.